
SpiritPerantau.com|| Hidup manusia tak pernah datar. Selalu dinamis. Dia mengalami metamorfosis dari pengantar tabloid hingga akhirya menjadi advokat yang mengkhususkan dirinya pada penanganan masalah pajak.
Berbekal ijazah S1 Sospol dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Sengkang Wajo, Sulawesi Selatan, Herbert Aritonang kembali ke Jakarta, tempat tinggal orang tuanya. Ke sana-kemari, pria kelahiran Jakarta, 24 Pebruari 1973, ini mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar pendidikannya. Tapi tak ketemu juga.
Suatu hari, ia singgah di Toko Buku Rohani Gandum Mas, Gedung Kenang, Senin, Jakarta Pusat. Ia menemukan lowongan sebagai Distribution Representative (DR) di tabloid Reformata dengan tugas utamanya membuka pasar dan mengantarkan tabloid. Ia tergerak bergabung.
“Saya siap daripada nganggur,” kata Herbert mengungkap motivasi awal bergabung dengan tabloid Kristen terdepan tersebut. Karena dipersyaratkan harus memiliki kendaraan sendiri, ia terpaksa meminjam motor saudara. Tapi karena pemiliknya juga membutuhkan, saudarinya membelikan dia sebuah motor tua.
Dengan motor tua itu, dia berusaha membuka pasar baru sekaligus mengantar tabloid. Meski pun kendaraan yang dia pakai hanya bisa dipacu dengan kecepatan gigi tiga, semangatnya tak pernah kendor.
Ia membuat brosur sendiri dengan judul-judul yang menarik dan provokatif yang menantang keingintahuan pembaca. Tanggapan pasar sangat positif. Angka penjualannya melambung. Dan dia berhasil “mengalahkan” rekan kerjanya yang selama ini terbaik di bidang tugas mereka.
Berganti hari, keterampilan menjualnya terus dia tingkatkan. Ia pun diangkat sebagai koordinator DR, posisi lapangan tertinggi di bidang pemasaran.
Keterampilan menulis
Tak puas dengan pencapaiannya, ia ingin beralih ke bidang redaksi. Selain lebih prestisius, ia beranggapan bahwa di redaksi lebih besar peluang perolehan finansialnya.
Suatu ketika dia menghadiri acara sebuah partai. Tujuannya mau menjual tabloid, tapi karena wartawan yang diundang ke acara tersebut terlambat datang, ia pun meliput. Kemudian menulis dan, menurut redaktur dan editor, tulisannya sangat apik.
Be the first to comment