Setelah Mengikuti “2 Days School of Healing and Miracles”, Mereka Bisa Menyembuhkan

JAKARTA,SpiritPerantau.com—Puluhan orang yang menderita berbagai macam penyakit seperti lupus, urat kejepit, stroke,  telinga tersumbat, gangguan pernapasan imbas kelainan jantung dan lain-lainnya duduk di bagian depan kanan Gading Premier Hall KTC yang terletak di Lantai 2 KTC Kelapa Gading. Mereka datang dari berbagai tempat untuk  mengikuti Kebaktian Kesembuhan Ilahi (KKI) pada Sabtu (8/2/2025) siang.

Setelah puji-pujian, kotbah dan doa syafaat, mereka maju ke depan, berhadapan dengan para peserta “School of Healing and Miracles” yang sudah siap mengativasi kuasa melakukan mukjizat dan mengusir roh jahat. Setelah menanyakan penyakit apa yang diderita,  para peserta “School of Healing and Miracles” lalu menyatakan kuasa kesembuhan dari Tuhan.

Ps. William Lau

“Dalam nama Yesus,  segala penyakitmu terutama penyakit…. (sambil menyebut nama penyakit yang diderita pasien) sembuh! Dan tidak datang lagi. Dalam Nama Yesus sembu! Sembuh! Sembuh!” kata masing-masing mereka dengan suara keras.

Terlihat ada yang menampakkan tanda bahwa mereka telah sembuh. Dan kemudian dipanggil ke atas podium dan menyaksikan kesembuhan mereka.

Mengaktivasi

Sehari sebelumnya, Jumat (7/2/2025) dan kemudian berlanjut pada Sabtu (8/2/2025) pagi hingga siang, mereka mengikuti “School of Healing and Miracles” yang dipimpin oleh  Pastor William Lau.

Dalam beberapa sesi, Pastor William Lau melatih jemaat, aktivis dan hamba-hamba Tuhan yang hadir untuk secara efektif melakukan penyembuhan orang sakit secara ajaib dan konsisten — tidak hanya sesekali — seperti yang diperintahkan Yesus dalam Lukas 10:9. “…dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu!”

Menurut dia, setelah dibabtis, terutama lahir baru, sebetulnya kepada setiap kita telah dianugerahkan otoritas atau kuasa untuk menyembuhkan dan melakukan banyak mukjizat. Otoritas melakukan kesembuhan itu bertujuan dan diterapkan dalam konteks pekabaran Injil. Sebab konteks pemberian otoritas tersebut dilakukan dalam perutusan ke 90 murid, juga umat kristiani jaman sekarang, untuk mewartakan Kerajaan Allah.

Panitia pelaksanaan

Imam, Nabi dan Raja  

Di awal seminar, penginjil Amerika yang pernah melayani di pedalaman Kalimantan ini menggelar tiga hakekat perutusan setiap pengikut Kristus yaitu sebagai Imam, Nabi dan Raja. Imamat, kata Ps William, merupakan aktivitas yang berkaitan dan mengarah kepada Bapa di sorga, terutama melalui doa. Profetik diarahkan satu kepada yang lain dalam Tubuh Kristus untuk saling membangun. Sementara Raja terkait perintah dari yang berkuasa kepada bawahan.

“Yang kita akan lakukan sekarang adalah melaksanakan martabat dan peran kita sebagai raja yang memerintah. Dalam konteks seminar kali ini adalah kuasa atau perintah untuk mengeluarkan penyakit. Kita memerintahkan penyakit untuk keluar dengan suara keras,” katanya.

“Kristus menyembuhkan orang-orang dengan perintah,” tegasnya sambil membentangkan beberapa peristiwa yang terdapat dalam Kitab Suci.

Selain memerintah,  Yesus juga melakukan mukjizat dengan menumpangkan tangan ke atas mereka. “Yesus ada dalam diri kita, maka kita pun bisa menyembuhkan orang dengan menumpangkan tangan kita atas mereka,” katanya.

Iman kita yang kurang

Ps William menyebut tiga faktor yang selama ini dijadikan alasan mengapa kesembuhan itu tidak terjadi. Pada umumnya dialamatkan kepada orang sakit. Bukan pada mereka yang melayani penyembuhan.

“Biasanya ada empat alasan. Pertama karena bukan kehendak Allah. Kedua, belum waktunya Tuhan. Ketiga, pasien masih terikat dengan dosa dan keempa, pasien kurang imannya,” katanya.

Padahal, kata dia, bila tak terjadi kesembuhan, yang perlu dikoreksi adalah kita sendiri, sebagai murid Yesus yang mau melakukan tindakan penyembuhan. Tepatnya karena iman kita kecil. Bukan iman sekecil biji sesawi, tetapi iman yang sifatnya seperti biji sesawi, yang meski kecil sekali, tapi bisa bertumbuh besar dan burung-burung bisa bertengger di atasnya.

“Kita harus memiliki iman yang memindahkan gunung,” katanya sembari menambahkan bahwa lawan kata dari “iman yang memindahkan gunung” adalah bimbang yang dilatari oleh terbatas dan salah mengerti tentang otoritas yang Tuhan berikan untuk menyembuhkan orang.

Satu Tubuh dan JDN

Gelaran yang difasilitasi oleh “Satu Tubuh” dan “Jaringan Doa se-Kota” (JDS) Jakarta Utara. Full Gospel termasuk pihak yang turut mendukung kesuksesan acara ini. Sebagai bagian dari Panitia acara, Pastor Dr. Toni Mulya menyukuri kesuksesan acara ini.

“Kita senang karena acara yang bertujuan untuk memperlengkapi semua orang percaya untuk mengobarkan pelayanan kesembuhan dan mujizat sebagai penjangkauan yang efektif buat Kerajaan Allah, boleh berlangsung dengan lancar dan sukses,” katanya.

Ps Budi Setiawan

Sementara Ps. Budi Setiawan, Gembala Sidang Abbalove Kelapa Gading berharap agar kerja bersama dari gereja-gereja terus ditingkatkan. Tak hanya dalam aspek kebaktian, tapi juga dalam memberikan keterampilan bagi jemaat untuk mewartakan Kerajaan Allah. (Paul MG).

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*