
SpiritPerantau.com || Barangkali Sunny Kamengmau akan tetap sebagai Satpam bila dia tidak meningkatkan kemampuan berbahasanya. Bekerja sebagai Satpam di Un’s Hotel Bali yang biasa diinapi para tamu asing pada tahun 2000, rupanya membuat perantau yang tak lulus SMA asal NTT, ini sadar akan perlunya kemampuan berbahasa.
Dari gajinya yang saat itu sangat sedikit, ia membeli kamus dan beberapa buku Bahasa Inggris dan Jepang. Tekun belajar, ia pun akhirnya lumayan fasih dalam dua bahasa internasional tersebut.
Kemampuannya berbahasa asing sangat menolongnya dalam memiliki relasi dengan para tamu hotel yang terletak di Jalan Benesari, Legian, Kuta tersebut. Hingga pada suatu kesempatan, ia mendapatkan peluang bisnis melalui pertemanannya dengan Nobuyuki Kakizaki, seorang pengusaha dan pemilik dari Real Point Inc asal Jepang.
Keduanya bekerja sama membuat tas handmade di Indonesia yang akan diekspor ke Jepang, negeri asal Nobuyuki Kakizaki. Mereka memilih produk handmade karena permintaannya jauh lebih besar dibanding produksi pabrik.Ditunjang harga yang juga lebih tinggi.
Nobita Doraemon
Sementara bekerja sebagai Satpam, Sunny sering diajak Nobuyuki membeli berbagai barang kerajinan tangan dan aksesoris di toko lalu dijual kembali di Jepang. Bertambah hari, Sunny makin banyak peroleh keterampilan berbisnis, terutama dalam mencari berbagai barang berkualitas dan mengirimkanya ke Jepang.

Berujung pada pendirian usaha tas kulit mereka dengan nama Tas Robita. Nama ini dipilih karena kesukaan Nobuyuki pada karakter Nobita di serial kartun Doraemon.
Saat perintisan, pasar masih sepi. Pemesanan pertama kali berasal dari Jepang dan hanya belasan yang dijual dengan omzet sebulan yang tidak menentu.
Mereka tak patah arang. Mereka terus menekuni dan mengembangkan Robita. Pada tahun 2007, produksi Tas Robita mencapai 5.000 tas setiap bulannya. Tahun 2009 keduanya sampai merekrut 300 karyawan.
Tapi tak selamanya usahanya naik. Ada satu masa, produksi Robita melorot hingga hanya 3.500 tas per bulan. Penurunan disebabkan oleh masalah sumber daya manusia. Ditambah karena Nobuyuki tutup usia lantaran penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.
Tapi usaha tersebut tetap dilanjutkan bersama istri dari Nobuyuki. Sunny berhasil membuat banyak inovasi produk tas Robita. Termasuk melakukan berbagai kontrol produksi yang sangat ketat. Berbekal pengalaman dan pembelajaran selama belasan tahun bersama almarhum partner setianya, Sunny melangkah optimis menggapai puncak sukses.
Di Jepang, tas yang dipasok Sunny diakui sangat eksklusif dan menjadi incaran para sosialita. Bahkan tas mewah itu pernah muncul pada halaman utama Yahoo Jepang selama 24 jam secara cuma-cuma. (SP/01)
Be the first to comment